Kamis, 25 Februari 2016

PENGUMUMAN KATEGORI TERBAIK LOMBA ESAI

Berdasarkan hasil keputusan dari dewan Juri maka kami mengumumkan 3 (tiga) esai terbaik. Para penulis yang masuk dalam kategori tiga terbaik kami undang untuk hadir pada 'Malam Puncak Pekan Filsafat'. Pengumuman kejuaraan lomba esai akan kami umumkan pada saat 'Malam Puncak Pekan Filsafat'. Tiga esai yang diputuskan menjadi yang terbaik oleh dewan Juri adalah (tidak berdasarkan urutan juara/poin):
  • "Konsumerisme sebagai Sebuah Permasalahan Manusia di Era Globalisasi" oleh Gabriel Mario Lefaan dari SMAK Seminari Garum
  • "Selektif terhadap Globalisasi" oleh Magdalena Debra Kuncoro dari SMA Kristen Petra 1
  • "Konsumerisme sebagai Kecenderungan dalam Masyarakat" oleh Gerardus Dharma Wijaya dari SMA Santo Carolus Surabaya
Pengumuman lomba akan kami laksanakan pada saat acara "Malam Puncak Pekan Filsafat 2016". Bagi ketiga peserta yang terpilih dalam kategori terbaik kami memohon kehadirannya dalam acara "Malam Puncak Pekan Filsafat 2016" yang akan kami selenggarakan pada 

Hari               : Sabtu, 27 Februari 2016 mulai 
Pukul             : 16.30 - 20.00  
Tempat          : Kampus Pakuwon Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 
                       dengan alamat Jl. Raya Kalisari Selatan 1, Pakuwon City, Laguna, Surabaya. 

Kami mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasinya dalam lomba esai kali ini. 

Senin, 15 Februari 2016

Syarat & Kententuan Poin Kemahasiswaan

Syarat & Ketentuan Poin Kemahasiswaan
1. Khusus mahasiswa/i WM.
2. Mengirimkan konfirmasi kehadiran
3. Melakukan presensi di awal dan di akhir acara
4. Masing-masing kegiatan mendapatkan poin apabila:
     - Festival Teater: mengikuti festival dan diskusi minimal 2 kali.
     - Diskusi film: mengikuti dari awal hingga akhir acara. (lih. poin 3)
     - Malam Puncak: mengikuti dari awal hingga akhir acara (lih. poin 3)


Senin, 14 Desember 2015

Orang Muda Mengkritisi Globalisasi (Melalui Teater)

Pada era globalisasi yang sedang kita alami sekarang ini, kita sebagai manusia ditantang untuk bersikap kritis. Globalisasi dapat dimaknai sebagai sebuah tanda kemajuan zaman yang bernilai positif, akan tetapi juga harus disadari bahwa globalisasi memberikan berbagai tantangan bagi kita. Salah satu tantangan yang muncul tampak pada pola pikir generasi muda dewasa ini, dalam konteks komunikasi dan budaya.[1] 
Generasi muda merupakan generasi yang paling mudah terpengaruh oleh arus-arus globalisasi. Melekatnya media komunikasi pada orang muda membanjiri mereka dengan banyak sekali informasi. Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi, muncul fenomena di mana generasi muda muda menjadi orang-orang yang latah terhadap segala sesuatu yang ditawarkan oleh dunia global melalui sarana media. Sikap latah dan kecenderungan untuk jatuh dalam budaya massa dapat terlihat dalam keseharian, misalnya ketika anak muda ramai-ramai membeli produk kecantikan, dengan kerangka “cantik” yang sebenarnya dibuat menurut rekaan pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh keuntungan. 
Di dalam arus global orang muda juga menjadi mudah untuk terhanyut dalam pergaulan media sosial yang rentan dengan kepalsuan dan kurang reflektif. Pergaulan di era globalisasi juga identik dengan keterarahan terhadap gaya hidup ala selebritis yang disuntikkan melalui media massa. Hal ini dapat meningkatkan kecenderungan manusia untuk lebih mengejar tuntutan-tuntutan gaya hidup hedonis materialistis. Arus-arus tersebut membuat wacana mengenai etika dan nilai-nilai luhur menjadi tenggelam dan kehilangan daya tariknya ketika harus berhadapan dengan arus-arus global yang penuh dengan kepentingan di baliknya. Orang muda menjadi semakin sulit untuk mengenali mana yang baik dan mana yang buruk. Generasi muda dewasa ini menjadi tidak mampu lagi untuk berpikir dan bertindak secara kritis terhadap hadirnya arus-arus dalam dunia global.  
Di tengah arus globalisasi ini, kita dihadapkan pada pertanyaan; apakah kita hanya akan terus terombang-ambing saja tanpa daya dalam arus-arus globalisasi? Atau, apakah kita sebenarnya mampu untuk bersikap dan bertindak kritis terhadapnya sehingga tidak mudah terbawa arus? Inilah pertanyaan yang dapat membuat kita berpikir kembali akan realitas hidup yang sedang kita alami saat ini. Daya kritis perlu untuk dihidupkan kembali sehingga orang muda tidak menjadi manusia-manusia yang kehilangan makna dan tidak mudah hanyut terbawa dalam arus globalisasi. Melalui dihidupkannya daya kritis dan reflektif diharapkan orang muda menjadi sosok-sosok yang berdaya di dalam globalisasi. 
Upaya untuk berpikir kritis perlu dituangkan melalui penyaluran yang tepat sehingga tidak hanya berhenti di kepala saja. Pemikiran-pemikiran kritis perlu untuk dihadirkan di kehidupan nyata dalam wujud yang menarik dan dapat dimengerti, sehingga membuat khalayak dapat menangkap pemikiran-pemikiran tersebut. Kemudian muncul pertanyaan, bagaimanakah pemikiran kritis kita terhadap zaman ini dapat dituangkan?
Berdasarkan uraian di atas, Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya mencoba mencari jawaban dari pertanyaan yang muncul terkait dengan orang muda dan arus globalisasi dengan mengadakan festival teater bagi siswa-siswi SMA se-Surabaya. Festival teater diselenggarakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun keenam berdirinya Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, sekaligus sebagai bentuk sumbangsih terhadap masyarakat, khususnya masyarakat Surabaya. Teater dinilai dapat menjadi sarana dalam mengeskpresikan dan menyampaikan pemikiran kritis atas situasi zaman. Teater model ini disebut teater kritis/teater epik.[2] Teater Kritis dapat ditonton oleh banyak orang dan dapat digelar di mana pun bahkan tanpa panggung. Salah satu hal penting dalam teater ialah pesan dapat tersampaikan. Dengan kata lain, teater dalam hal ini dapat sungguh menjadi wadah dalam menyampaikan pemikiran kritis terhadap kondisi saat ini khususnya tentang globalisasi.
Generasi muda yang dalam hal ini ialah anak-anak SMA dipilih untuk menjadi subjek agar mereka dapat menjadi generasi muda yang kritis dan tidak terbawa arus zaman. Mereka boleh saja larut di dalamnya, tetapi tidak hanyut bersama arus yang ada. Dalam proses kegiatan festival teater nantinya, siswa-siswi SMA diajak untuk berpikir tehadap kondisi zaman yang secara langsung mereka alami dalam hidup sehari-hari. Mereka diajak untuk berefleksi dan memaknai hidup ini lebih mendalam. Melalui teater, mereka juga diajak untuk menghayati nilai-nilai yang disampaikan lewat peran dan refleksi mereka. Di sinilah, proses pembentukan diri terjadi. Tentu hal ini menjadi tantangan yang tidak mudah bagi mereka untuk mampu membawakan sebuah teater yang mengandung nilai-nilai filosofis. Tetapi, memang perlu keyakinan besar bahwa generasi muda saat ini dapat ambil bagian dalam mengkritisi arus globalisasi yang terjadi.




[1]Ibrahim, Idi Subandi dan Akhmad, Komunikasi dan Komodifikasi : “Mengkaji Media dan Budaya dalam Dinamika Globalisasi”, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2014, 36.
[2]Holthusen, Hans Egon,  “Brecht’s Dramatic Theory”, dalam Brecht a Collection of Critical Essays.Ed. Peter Demetz. Englewood Cliffs, N.J: Prentice-Hall, Inc. 1962, 12.








Senin, 23 November 2015

FESTIVAL TEATER TINGKAT SMA SE-SURABAYA 2016 UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

 

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya mengadakan Festival Teater Tingkat SMA Se-Surabaya bertajuk "Orang Muda Mengkritisi Globalisasi". Adapun TOR (Term of Reference) dapat didownload pada link berikut: Download FORMULIR PENDAFTARAN


A. PESERTA DAN DEWAN JURI
  1. Peserta Festival Teater Tingkat SMA/MA/SMK Se-Surabaya 2016” (sama dengan judul) adalah siswa-siswi dalam satu SMA yang masih aktif dalam proses belajar mengajar di tahun ajaran2015-2016 dan mewakili sekolah. Masing-masing sekolah mengirim 1 (satu) kelompok duta teater dengan jumlah pemain dan kru kelompok maksimal 20 orang.
  2. Dewan Juri pada Festival Teater Filsafat Tingkat SMA Se-Surabaya 2016” merupakan perwakilan dari unsur dosen Fakultas Filsafat UKWMS, praktisi seni teater, dan perwakilan dari Dewan Kesenian Surabaya.

B. KRITERIA PENILAIAN
     Kriteria penilaian terkait dengan 3 aspek umum dari pementasan teater, yaitu:
  1. Penyajian
  2. Pemeranan
  3. Penataan artistik

C. KETENTUAN UMUM LOMBA

1. Pendaftaran
  • Pendaftaran dibuka mulai tanggal 20 November 2015 – 4 Januari 2016.
  • Pendaftaran tahap pertama tidak dipungut biaya.
  • Pada saat mendaftar calon peserta wajib menyerahkan perlengkapan administrasi yang ada pada poin "Persyaratan Umum Tahap Seleksi".
  • Peserta dapat mendaftar secara online melalui email yang tersedia dengan menyertakan persyaratan dalam bentuk soft file atau dengan menyerahan langsung di Kantor Tata Usaha Fakultas Filsafat UKWMS di Lt. 8 Gedung B Kampus Pakuwon City UKWMS pada waktu hari kerja (Senin – Jumat, Pkl 08.00 – 15.00).
  • Konsep pementasan teater akan diseleksi oleh dewan juri dan akan dipilih 8 (delapan) konsep pementasan terbaik yang akan dipentaskan pada hari pelaksanaan festival teater.
  • Pementasan bagi peserta yang lolos seleksi akan diselenggarakan pada:
    • Hari/Tanggal    : Senin - Kamis, 22-25 Februari 2016
    • Pukul                : 16.00 - 20.00 WIB
    • Tempat             : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Kampus Pakuwon City
  • Kelompok teater yang lolos seleksi konsep tampilan wajib membayar biaya kontribusi peserta sebesar Rp. 300.000 pada waktu periode daftar ulang (25-29 Januari 2016).
  • Kontribusi peserta tidak bisa ditarik kembali jika calon peserta mengundurkan diri.
  • Pengambilan nomor urutan tampil dilakukan pada saat daftar ulang.

2. Persyaratan Umum Tahap Seleksi
 
    Hal-hal yang perlu disertakan dalam pendaftaran sebagai syarat seleksi konsep adalah
    sebagai berikut:
  • Formulir pendaftaran.
  • Konsep pementasan teater yang berisi dua hal, yaitu sinopsis atau narasi dan refleksi yang berisi tentang nilai-nilai yang ingin disampaikan dalam pementasan seturut tema. Sinopsis dan narasi menjadi bagian utama dalam penilaian seleksi.
  • Surat pengantar atau surat tugas dari sekolah dengan lampiran nama-nama siswa/i dan guru pendamping yang menerima delegasi.
  • Fotokopi kartu pelajar setiap peserta.

3. Pertemuan Teknis dan Orientasi Panggung
  • Peserta wajib mengirim utusan untuk menghadiri Pertemuan Teknis(PT) dan orientasi panggung dengan membawa salinan naskah 4 eksemplar pada Hari Senin tanggal 15 Februari 2016 pukul 15.00 WIB di ruang 802 Lt. 8 Gedung B Kampus Pakuwon City UKWMS.
  • Peserta wajib mematuhi hasil dari Pertemuan Teknis dan mengikuti dengan seksama kegiatan orientasi panggung.
  • Jumlah pemain pada setiap kelompok maksimal sejumlah 20 orang, termasuk kru dan tim produksi. Kru pementasan (musik, tata rias, tata panggung dll) dan tim produksi diperkenankan merangkap menjadi pemain.

4. Pelaksanaan Lomba
    a) Durasi pementasan maksimal 45 menit, dengan ketentuan:
          Pengaturan panggung dan peletakan alat musik akan dilakukan peserta dan dibantu panitia.
          Pada posisi tata pencahayaan dan sound system terdapat satu panitia pendamping.

    b) Panduan Pelaksanaan Festival Teater Tingkat SMA Se-Surabaya Pekan Filsafat 2016
         Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
  • Peserta wajib mengembalikan kondisi sekitar pementasan, baik itu panggung atau lampu (jika merubah arah atau warna) seperti semula.
  • Ketepatan waktu dalam persiapan sampai pada pembersihan panggung pementasan menjadi bagian penilaian.
  • Penggunaan alat musik sebagai pengiring tampilan diusahakan secara pribadi oleh kelompok.
  • Setelah pementasan akan diadakan diskusi terkait dengan penampilan.